Tuesday, November 4, 2014

Beautiful North Celebes Part 2 - Bitung, Kota Pelabuhan dan Industri

Apa kabar semuanya????
Hari ini saya akan melanjutkan tulisan perantauan saya di part 2, walaupun saya sudah kembali ke Depok tapi ingin aja rasanya share pengalaman saya selama di Sulawesi Utara.
Setelah dijemput oleh suami di Bandara Sam Ratulangi Manado kami melanjutkan perjalanan ke Kota Bitung, sekitar 45 - 60 menit perjalanan dari kota Manado. Kota Bitung berseberangan langsung dengan pulau Lembeh dan merupakan sebuah kota Pelabuhan dan Industri di Sulawesi Utara.
google maps - Kota Manado ke Kota Bitung
Di Kota Bitung terdapat Pelabuhan Samudera Bitung yang merupakan satu-satunya pelabuhan di Sulawesi Utara yang disinggahi kapal - kapal besar dari berbagai wilayah di Indonesia dan sedang berbenah diri menjadi IHP (International Hub Port). Kota Bitung juga terdapat berbagai pabrik seperti, Pabrik Semen Tonasa, Pabrik Pengalengan Ikan (e.g. Sinar Pure Food Indonesia) tempat suami saya ditugaskan, Pabrik Bimoli, dll.


Selama perjalanan menuju penginapan saya melihat pemandangan yang jauh berbeda dari pulau Jawa, begitu meninggalkan daerah bandara pemandangan berubah menjadi daerah pemukiman dan pembukaan daerah baru untuk perumahan, jalan baru, industri dan yang paling mencolok adalah banyaknya gereja yang saya lewati karena memang agama mayoritas di Sulawesi Utara adalah Kristen/Protestan. Masuk ke Kota bitung (ditandai dengan double way) mata dimanjakan dengan begitu bersihnya kondisi Kota Bitung yang bertahun - tahun mendapatkan penghargaan Adipura dari pemerintah.


Wisma Pelaut Internasional
Di Kota Bitung saya menginap di Wisma Pelaut Internasional yang terletak di Kel Pakadoodan Lingk II, Pakadoodan, Bitung Tengah. Walaupun tempatnya kecil tapi sudah dilengkapi dengan kolam renang dan gedung pertemuan, menurut cerita suami saya dulu Wisma Pelaut merupakan penginapan tujuan para pelaut baik dalam dan luar negeri bila berlabuh di Kota Bitung. Rate yang diberikan berkisar Rp. 375.000,-per malam tetapi syukurlah karena suami sudah lama menginap di tempat ini kami mendapat harga spesial dan menginap di salah satu bungalow yang disediakan.



Yang menarik dari Kota Bitung adalah transportasi angkotnya yang berbeda dengan yang ada di Depok. Tempat duduk penumpang tidak menghadap menyamping tetapi lurus ke depan , mobil yang digunakan juga bervariasi yang kemudian dimodifikasi menjadi angkot dengan berbagai hiasan unik di seperti lighting di bawah body, berwarna biru dan mempunyai tanda di atap mobil seperti taksi bertuliskan 'angkot'.  Angkot di Kota Bitung selalu berjalan kencang, full musik dan volumenyapun maksimal, seringkali saat angkot lewat didepan wisma saya masih bisa mendengar dentum lagunya dari dalam kamar dan yang paling menyenangkan adalah kita bisa minta antar ke alamat tujuan walaupun masuk ke dalam gang kemungkinan angkot di Kota Bitung tidak mempunyai trayek khusus. Angkot di Kota Bitung bertarif Rp.2.500,-.
Angkot Disko Kota Bitung

Untuk urusan makan saya dan suami agak harus pilih - pilih karena banyak tempat makan yang menyediakan menu babi sebgai makanannya, cara yang terbaik untuk muslim sebelum makan di tempat - tempat makan adalah bertanya apakah makanan yang disediakan halal, atau bisa melihat di tempat makan tersebut apakah ada tulisan halal yang tercantum,. Beberapa tempat favorit mkan saya di Kota Bitung antara lain,

Bakso di sebelah Rumah Karaoke Cipta Rasa
Bakso ini merupakan bakso kaki lima dengan menggunakan tenda di trotoar, berada di sebelah Rumah Karaoke Cipta Rasa dan di seberang pabrik Bimoli memuatnya mudah ditemukan. 1 Porsi bakso tenis berharga Rp.15.000,-. Di sepanjang jalan itu juga terdapat macam - macam makanan seperti gorengan, sate, maupun lalapan khas jawa.Bakso ini nuka mulai sore hari.

Bakso Solo Ojo Lali
Bakso ini ada tepat di seberang Kantor Pelni Bitung dan menggunakan bangunan permanen dan sudah buka mulai siang hari. Bakso Ojo Lali merupakan bakaso yang cukup populer karena pengunjung tak pernah sepi, apalagi waktu malam hari, bahkan sering pengunjung harus antri terlebih dahulu sebelum menikmati baksonya.

Kuliner Pasar Tua
Tempat ini adalah favorit saya untuk makan, di Pasar Tua banyak sekali tempat makan umumnya adalah seafood, beberapa gerobak malabar (martabak telur) dan gorengan, ada juga tempat makan chinesse halal. Pasar Tua terletak di sebelah barat Pelabuhan Samudera Bitung, sangat mudah di akses dengan kendaraan pribadi maupun angkot. Untuk yang membawa kendaran wajib masuk melalui pintu timur untuk membayar uang parkir dan keluarnya melalui pintu barat. Tempat makan rekomendasi saya di Pasar Tua adalah Rumah Makan Padang Mutiara Minang, yang terletak jalan barat sisi timur jalan. dengan warna cat pink dan ungu. Rumah makan ini ramai pengunjung terutama pukul 7 -8 malam.Selain menjual aneka makanan padang rumah makan ini juga menjual aneka seafood yang rasanya tak akan mengecewakan. Dari sekian banyak ikan yang disediakan saya sangat menyukai ikan Tude bakar, rasanya sangat match dengan sambal dabu, tumis kangkung, dan kemangi. Saya sudah mencoba beberapa ikan, semuanya enak tapi entah kenapa saya sangat menyukai menu ikan Tude. Untuk harganya sebanding dengan rasanya, mungkin yang sedikit mahal adalah harga minumannya.

Ikan segar di Mutiara Minang

Paket Ikan Tude Bakar
Ikan Mubara Bakar

Kepiting Saus Padang


Cah Kangkung Campur Bunga Pepaya


see also :
part 1
part 3




No comments:

Post a Comment